Thursday, October 21, 2010

So Much Love on That Table

Kamu mengeluh, tempat ini terlalu ramai.
Kamu ingin yang sunyi, supaya romantis.
Kataku, dalam ramai justru kita temukan hening.
Kataku, romantis tidak berarti seikat mawar
atau makan malam dalam alunan jazz.
Ayolah, malam ini terlalu sempurna untuk dikeluhkan.


Kamu lebih suka kita duduk bersebelahan.
Supaya lebih mudah kita berbincang, katamu.
Sedang aku lebih suka kita duduk berhadapan.
Supaya kalau aku mengangkat kepala,
yang kulihat langsung kamu.
Tapi, malam ini terlalu sempurna untuk dikeluhkan.


Toh akhirnya kita duduk menyantap hidangan,
bertukar pandang dan kata,
hingga yang tersisa hanya dua gelas anggur di meja.


Ada saatnya pembicaraan terhenti.
Ketika selayang pandang mengungkap
lebih dari sekedar kata,
dan sepotong senyum mengandung
lebih dari seribu makna.


Aku menatap sekeliling.
Kulihat kita juara bertahan.
Tak beranjak dari kursi
tempat kita duduk berdampingan,
sementara yang lain datang dan pergi.


Kita lalu mengangkat gelas,
saling mendentingkannya dan bersulang.
Menenggak anggur pemanis malam.
Kamu menatap penuh arti,
kemudian mengucapkankan kata
yang hari ini kudengar berulang,
tapi kalau kamu, itu beda.
"Selamat ulang tahun."


Aku terenyak.


Tak terpikir olehku menghabiskan malam ini dengan cara lain.






19.10.2010

No comments:

Post a Comment