Thursday, October 21, 2010

So Much Love on That Table

Kamu mengeluh, tempat ini terlalu ramai.
Kamu ingin yang sunyi, supaya romantis.
Kataku, dalam ramai justru kita temukan hening.
Kataku, romantis tidak berarti seikat mawar
atau makan malam dalam alunan jazz.
Ayolah, malam ini terlalu sempurna untuk dikeluhkan.


Kamu lebih suka kita duduk bersebelahan.
Supaya lebih mudah kita berbincang, katamu.
Sedang aku lebih suka kita duduk berhadapan.
Supaya kalau aku mengangkat kepala,
yang kulihat langsung kamu.
Tapi, malam ini terlalu sempurna untuk dikeluhkan.


Toh akhirnya kita duduk menyantap hidangan,
bertukar pandang dan kata,
hingga yang tersisa hanya dua gelas anggur di meja.


Ada saatnya pembicaraan terhenti.
Ketika selayang pandang mengungkap
lebih dari sekedar kata,
dan sepotong senyum mengandung
lebih dari seribu makna.


Aku menatap sekeliling.
Kulihat kita juara bertahan.
Tak beranjak dari kursi
tempat kita duduk berdampingan,
sementara yang lain datang dan pergi.


Kita lalu mengangkat gelas,
saling mendentingkannya dan bersulang.
Menenggak anggur pemanis malam.
Kamu menatap penuh arti,
kemudian mengucapkankan kata
yang hari ini kudengar berulang,
tapi kalau kamu, itu beda.
"Selamat ulang tahun."


Aku terenyak.


Tak terpikir olehku menghabiskan malam ini dengan cara lain.






19.10.2010

60 before 17

Maybe it's too late to post this, but I don't want this end up in my draft either.
So here it is, what I wrote a night ago:


Hai. Hari ini hari Senin, 18 Oktober 2010. Dan sekarang 10.45 PM. Kurang lebih 1 jam 15 menit lagi hari berganti. Dan gue bakal berumur 17 tahun.


Seperti yang gue tulis di postingan sebelumnya, gue berharap di hari ulang tahun gue bisa:


having private time with myself: Jadi sekarang di sini lah gue, berusaha merealisasikannya walopun kecil-kecilan, di depan komputer merangkai kata-kata, tanpa ada kontek sama orang laen.


achieve something: I bought myself a birthday cake <3
Just simple cupcake. But I may address it as symbol of independence.
Selama ini kue ulang tahun gue selalu dibeliin orang laen. Kali ini, buat ulang tahun yang kata orang-orang 'spesial' karena ke-17, gue menyodorkan diri gue sendiri kue ulang tahun yang gue beli sendiri, jadi orang yang pertama yang ngucapin ulang tahun buat gue, nirup lilin tepat jam 12, dan jadi orang yang makan first cake gue sendiri (gonna be the whole cake, actually).


congratulating myself:
17 tahun, kamu tadinya menganggap ini biasa-biasa saja.
Namun kemudian kamu jadi tergila-gila dengan momentum.
Kamu jadi percaya bahwa ini sesuatu yang spesial.
Kamu berusaha keras menciptakan kesan menawan
dari kamu untuk dirimu

Kamu selama ini selalu berpikir
Kamu menanggung sesuatu yang diluar kemampuanmu
Bukan apa yang harusnya kamu alami di umur sekian
Tapi setiap kali, pada akhirnya
kamu selalu berhasil melewatinya
masa-masa terburuk

ketika sebagian dirimu
mendorong diri sendiri agar berani membuat goresan di pergelangan tangan
dan sebagian yang lain berkata jangan.
Ketika kamu terus mengeluarkan air mata sampai lemas
atau justru menahannya sampai tenggorokan sakit.
Tapi setiap kali, pada akhirnya
Kamu bertahan
Karena itu,
Kamu hebat

Atas semua yang sudah kamu lalui
dan atas segala sesuatu yang akan datang.
Marilah kita bersulang,

Selamat Ulang Tahun.


18. 10. 2010





Sunday, October 17, 2010

Not-so-ordinary

Malem beberapa hari lalu, gue belajar buat ulangan geografi besoknya sambil buka-buka Twitter dari hape.

Mak... Susah bener belajar tanpa godaan....

Di timeline gue, ada tweetnya Dewi Lestari (iya, yang penyanyi itu). Isinya tentang temen sejak SMA nya yang jadi pramugari dan hobi climbing.
Biar lebih jelas, gue copas bulet-bulet nih tweet-nya:

@deelestari: My BFF takes her birthday very seriously. On her 26th bday, she climbed Mt. Kilimanjaro. N this year, she celebrates it in... Ghana.

@deelestari: My BFF who climbed Mt. Kilimanjaro told me that for the last 100 m she literally crawled to the top :D"

'What an achievement', gue mikir begitu. Tapi abis itu ada tweet susulan:

@deelestari: I asked, wht did she exactly do whn she reached the topDia bilang, "Minum wine dr termos & bilang 'slmt ultah' ke diri sdr."


Wah...


Keren.


Cara yang nggak biasa buat ngerayain sebuah ulang tahun. Berapa banyak dari kita yang kepikiran kayak gitu? Nggak banyak, gue rasa.

Tiba-tiba gue mikir,

I need this way of celebrating. The extraordinaries.
Thinking of doing the extraordinaries
makes me more enthusiast in expecting my birthday.
Throwing a party, being given cake, and blowing candles are too overrated.

Meskipun, meskipun... gue sama sekali nggak nolak dikasih kue ultah. Apalagi kuenya Secret Recipe yang coklatnya dilelehin...

Ah sudahlah...

*ngelap iler*


Kembali ke topik.

Keren ya, kalo pas ultah kita bisa
achieve something,
having private time with ourselves,
cherish ourselves for managing to survive living after several years,
and congratulating ourselves for deeds we've done.

Gue lebih prefer begitu ketimbang ngadain pesta.

As always, simplest things surprise me best.

Wonder if I could do one of those things,
to make my 17th birthday not-so-ordinary.

Hhhh tapi udah terlalu mepet. Gue nggak kebayang mau ngapain biar ultah tahun ini berkesan. Ah mungkin bukan di ultah kali ini. Mungkin tahun depan. Nggak masalah sih, setiap tahun sama aja.

Semuanya spesial.

Why Throwing 17th Party Is Taboo

Beberapa hari lagi gue ultah (ciee promosi) ke-17.


Mungkin kalo cewek-cewek laen, mereka bakal udah rempong ngadain party, dari jauh-jauh hari cari EO, booking tempat sana sini, bikin daftar undangan, ngepas baju, sebar undangan, booking salon, dapetin pacar instan buat jadi candle ke-17 (loh?), dll dll.

Sedangkan gue...ogah pestain.

Eits, gue punya beberapa alesan yang masuk akal:

1. MAHAL
Bukannya gue pelit, tapi gue nggak nganggep ultah ke-17 segitu spesialnya buat dipestain sampe abis duit berjuta-juta. Kalo dibilang seumur idup cuma sekali, ultah ke-18 juga sekali? Ke-19 juga kan? Ke-20 juga dong. Dan seterusnya. Terus apa bedanya? nggak ngerti.

2. DILEMA BIKIN UNDANGAN
Ini sudah sangat sering gue liat contoh konkritnya di antara temen-temen gue.
Mau ngundang berapa orang? Kalo undang kebanyakan, kaga bisa kasih makan. Undang kedikitan, kalo pada nggak dateng hancur sudah itu party.
Mau ngundang siapa aja? Salah undang bisa menimbulkan sakit hati. Ngundang si X, harus ikut ngundang pacarnya yaitu si Y, padahal kita nggak kenal pacarnya. Mau ngundang si A, nggak enak kalo nggak undang temen baenya yaitu si B, yang ternyata sleg sama temen baik kita.
Begitulah. Akhirnya lo pusing sendiri. 

3. JADI BAHAN OMONGAN
Kalo udah selesai party, seringnya orang-orang jadi ngebanding-bandingin sama party-party yang udah lewat.

"Kemaren baju si A murahan banget ya, beda sama punya si B."
"Make up si B terlalu menor."
"Denger-denger si C keluar duit x juta ya buat partynya?"
"si D lebih lagi! sampe y juta!"
"Buset. Tapi kok sepi ya partynya? Nggak punya temen ya?" (padahal udah bagus lo diundang...)
"Acaranya bosen juga."
"EO nya goblok."
"MC nya jayus."
"Makanannya tengik."
dll.
dll.

Bahhhhh gue abisin duit berjuta-juta cuma buat jadi bahan dibanding-bandingin?! nggak deh makasih.




Itulah alesan kenapa gue nggak mau dan nggak bakal ngadain pesta ultah ke-17.


Saturday, October 16, 2010

MAIDEN POSTING





Akhirnya, akhirnya, akhirnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

kesampean juga gue punya blog untuk dinodai dengan uneg2 gue
*mengepalkan tinju ke udara*

gue emang pernah punya blog sebelom ini, tapi...
kandas dengan sukses di postingan pertama.
Isinya curhatan labil gue, tentang gimana gue kepincut sama satu cowok yang namanya pun gue nggak tau.
Dan gue bikin blog yang lalu pun tujuannya biar bisa memantau postingan cowok itu (iya, waktu itu lagi freak-freaknya)

Nah, kalo blog yang lalu bisa ada gara2 gue termotivasi sama seseorang,
maka blog ini bisa ada karena seseorang pengen memotivasi gue.

Yes, this blog is a gift,
and the giver is someone whose existence I hardly could ignore
HALAH RIBET AMAT bahasa gue

and the giver is someone who happens to be so important for me.


*  *  *


I observe, a lot. I criticize, a lot.

But sadly never had the chance telling people what I thought, what I saw, or end up not well delivered.
Yes, I'm suck at expressing thoughts through speeches. It usually turns out awfully structured. Which in result, anyone hardly gets what I mean.
Then I concluded I'd be better in expressing thoughts through writings.

I've been telling myself several times,
"Make yourself a blog, make yourself a blog... then write."
"Yes, I need it and I will."
"When?"
"Ugh...Tonight? Tomorrow? The day after tomorrow? Idk, I just don't have time"

Procrastinating. Giving excuses.
Typically what I did if I had to take first steps.

Well, first step of everything has always been the hardest. (ck, another excuse)

And then all of sudden (not exactly all of sudden, since there was an incident --> to be told on later posts! haha),
this particular person had willingly made this blog for me,
kindly decorated it for me,
for the sake of my writings.

You could say this is the simplest gift someone ever give,
I would say this is the best gift I've ever received.

I'm not exaggerating or else,
this is the first time (as long as I could recall) someone gave me exactly what I need.
You may think, if it's just making blog, I could've done it by myself and it is not that complicated.
True. But there is difference between walking into struggle on your own, and walking into it with someone who takes a step ahead you first then take your hand and say, "hey it's okay, it's safe here. I'm with you anyway"
Okay, maybe too much for dramatizing, but kinda same thing applies here.

Also, since this blog is a gift, it kinda motivates me more in some ways, more than if I made it myself. Because then I have more willingness to write, in order not to disappoint the giver.

Therefore, dear particular person, thank you

for those critics,
for keep reminding me,
for your patience in motivating me who keeps procrastinating,
for making me take my first step and making it a lot easier for me to start.

Thank you.


*  *  *



Nggak, gue nggak bakal describe soal 'particular person' ini di posting pertama, biar seru bersambung-sambung kayak sinetron indosiar (apa coba...)

Gue saaaangaatt berharap-harap cemas blog ini nggak berakhir seperti pendahulunya,
yang sekarang terbuang dan terbengkalai,
dipandang pun sudah tak pernah.
Kasian dia...
Semoga yang ini nggak bernasib sama.

Sekian,
postingan pertama dari beribu-ribu yang akan datang.