Saturday, November 6, 2010

Cosmological Coincidence



Buat yang udah baca MMJ-nya Raditya Dika, mungkin familiar sama istilah ini


"Cosmological Coincidence"


Wetss keren ya istilahnya. Walo nggak tau artinya pun, those words sound likee uber cool.


Kalo di bukunya Radit, definisinya tuh begini:


"Cosmological coincidence, atau kebetulan kosmos, kebetulan yang dirancang oleh alam semesta. Semesta telah mengatur pertemuan kita. Lebih jauh lagi, gue gak percaya pada kebetulan, gue lebih percaya pada pertemuan yang dirancang diam-diam. Masing-masing dari kita punya garis kehidupan yang telah digambarkan. Dan masing-masing dari kita, kalau diizinkan, akan saling bersinggungan."


Radit mengaitkannya dengan cari jodoh.
Sedangkan gue di sini, cuma mau pake definisinya sampe kalimat pertama TITIK aja:


"Cosmological coincidence, atau kebetulan kosmos, kebetulan yang dirancang oleh alam semesta."




I think I kinda experience it yesterday.
Kejadiannya cukup simpel sih.


Sebelum gue ceritain kejadian kemaren, ada baiknya gue flashback dulu dikit.
Jadi, beberapa hari lalu....



*  *  *


Berhari-hari sebelum hari-H


...ulangan listening mandarin gue dibagiin.
Cih nilai apaan nih?
Gue bisa kok pas ngerjain!
Gue cuma nggak sempet nebelin ulang, jadi nggak dinilai yang masih ditulis pake pensil.
Jadi kesel.
Jadi keki.
Nggak puas.
Pokoknya nggaaaaaaaak mau kalo nilai gue cuma segini.


Ternyata, lao shi (guru) gue berbaik hati mau ngasih ulangan ulang buat yang nilainya masih merah.


Gue... nggak sampe merah sih, tapi tipis banget sama batas merah.
Nggak terima, gue melas-melas biar dikasih ikut ulangan ulang.
Akhirnya, setelah pusing dengerin gue memohon-mohon dan ngedumel, lao shi akhirnya nyerah.
Gue boleh ikut ulangan ulang.


YES.



*  *  *


Kemarin, sebelum hari-H


Tolol bin tolol.
Kenapa...
gue...
malah tinggalin...
bahan ulangan mandarin...
di laci meja gue...
di SEKOLAH
....
Yak, udah susah-susah ngusahain biar boleh ikut ulangan ulang, dengan konyolnya gue nggak bisa belajar gara-gara pikun gue kumat.
Seumur-umur, nggaaaakk pernahhh gue lupa bawa pulang bahan ulangan.


Hadeuhhhhhhhh


Mana gue lagi ada acara di sekolah laen, dan baru kelar jam 8 malem.


Gue pengennnnn banget balik ke sekolah,
ngambil buku mandarin gue, biar gue bisa belajar.


Tiba-tiba entah kenapa muncul pikiran di kepala gue,
what if... this is just meant to be?
what if... this is, somehow, a way of that 'Unknown' to tell me there's no need for me to study for tomorrow?
what if... this is a sign for me that, somehow with any utter nonsenses, that tomorrow's test will be postponed?


Akhirnya, gue mutusin buat langsung pulang aja.
Bukaaaaaan, bukan gara-gara 'what if's itu,
tapi emang gue dasarnya males aja *HUUUUUUU*
*timpuk pake batu*
*pala bocor di sudutan*
*kok gue jadi seru sendiri?*
*ah entahlah*
Pas nyampe di rumah, gue langsung ambruk di ranjang. Capek bok.




*  *  *


Hari ini, Hari-H


Paginya di sekolah, temen gue yang juga ikut ulangan ulang bilang,


"gue nggak belajar loh buat ulangan hari ini... males..."


"loh kenapa?"


"iya, kemaren si lao shi bilang, hari ini belom tentu jadi ulangan, soalnya ruang auvi nya belom tentu bisa dipake..."


Hatiku berbunga-bunga.




Taunya... taunya...
pas lao shi masuk, dia bahkan nyinggung soal listening pun nggak sama sekali (nyet...)
Malah dia langsung suruh kita semua ngeluarin kertas dan ngerjain tugas lain.




Fuahhhhhhhhh


Betapa gue merasa sangat bersyukur semalem gue memilih nggak balik ke sekolah dan buang waktu yang nggak guna.
Betapa gue merasa bersyukur kemaren gue memilih buat langsung rebah ke ranjang.


Kebetulankah?
Kebetulan ulangan dibatalin bertepatan dengan gue memutuskan buat nggak belajar?
Berhubung sebelumnya, gue nggak pernah, sengaja ataupun nggak sengaja, ninggalin bahan ulangan di sekolah.
Atau malah sebaliknya...
justru ketinggalannya bahan ulangan tanpa sengaja itu, malah jadi pertanda?




I kinda believe, that universe is giving 'signs' to us, about what will happen next...
only, if we were wise enough to see those signs.


I am convinced, that this is more than just another coincidence.




Because everything happens for a reason.





No comments:

Post a Comment